Veteran Nasional dari Medan
Munir Djamin
Nama :
Munir Djamin
Lahir :
Maninjau, 14 Januari 1918 Sumatera Barat
Pekerjaan : Letnan Satu (Pemb.Letnan) BAT.III Sek. I BRG. B. TAP SELATAN
Wafat :
Medan, 16 Februari 1970, Sumatera Utara
Keterangan :
Lettu (Letnan Satu) yang melakukan
perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dan Pertempuran Medan Area (1938-1945), Sumatera Utara.
Provinsi asal Pengusul : Sumatera Utara
Munir Djamin, (lahir di Maninjau, Sumatera
Barat, 14 Januari 1918 – meninggal di Medan, Sumatera Utara, Tanggal
16 Februari 1970, (pada umur 52 tahun)
adalah Letnan Satu (Pem.Letnan) yang menjabat pada periode (1938-1967) Ia
memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda, Japan dan Pertempuran Medan Area. Ia adalah Pahlawan Dari Medan, Sumatera Utara.
Sisilah Keluarga
Nama
Istri : Hj. Djainah
Tanggal
Lahir Medan, 26 Maret 1926
Anak:Drs.Rahmad Samin. SE
(Medan, 2 Oktober 1964)
Perang melawan Belanda
Pada tahun 1933.
Letnan Satu Munir Djamin Melakukan Penyerangan Terhadap Kolonial Belanda di
Medan. Dan berlanjut pada Pertempuran Medan Area (9-15 Oktober 1945) adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap
Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatera Utara.
Pertempuran
Medan Area
Berita proklamasi Republik Indonesia
baru sampai di kota Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Keterlambatan berita
tersebut karena sulitnya komunikasi dan sensor ketat terhadap berita- berita
oleh tentara Jepang.
Berita proklamasi kemerdekaan dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan, yang diangkat
menjadi gubernur Sumatera. Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang
diboncengi serdadu Belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D.
Kelly mendarat di kota Medan.
Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama antara para pemuda dan
pasukan Sekutu. Ini merupakan awal perjuangan bersenjata yang dikenal sebagai
pertempuran Medan Area. Pada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan militer
besar-besaran, yang dilengkapi dengan pesawat tempur canggih. Seluruh daerah
Medan dijadikan sasaran serangan.
Tanggal 9 Oktober 1945 dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara
sekutu Inggris ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA (Nederlandsch
Indië Civil Administratie) yang dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan. Kedatangan tentara sekutu dan NICA ternyata memancing berbagai
insiden terjadi di hotel jalan bali, medan pada tanggal 13 oktober 1945, saat
itu seorang penghuni expost ) merampas dan menginjak injak lencana merah putih
yang dipakai pemuda indonesia hal ini mengundang kemarahan pemuda indonesia.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 barisan pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu
dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari
tangan Jepang. Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar
menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah dihiraukan. Pada
tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang tertuliskan "Fixed
Boundaries Medan Area" (batas resmi wilayah Medan) di berbagai
pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi Letnan Satu Munir Djamin dan para
pemuda. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan
besar-besaran terhadap kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban di
kedua belah pihak. Pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki kota Medan.
untuk sementara waktu Pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke
Siantar, sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar kota
medan,perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal 10 Agustus 1946 di
tebing Tinggi diadakan pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang
di Medan Area dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama komando
resimen laskar rakyat untuk memperkuat perlawanan di kota medan, setelah
pertemuan para komando itu pada tanggal 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah
terbentuk barisan pemuda indonesia (BPI)dan berganti nama menjadi Komando
resimen laskar Rakyat cabang Tanah Karo.
Sakit Hingga Meninggal
Kesehatan Letnan
Satu Munir Djamin sudah mulai menurun
sejak bulan November 1969 Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap Penyakit dan
menjalani perawatan di rumah saja, tahun 1969 dan 1970. Menurut Istri Beliau
Hj. Djainah dan keluarga Untuk di bawa Ke rumah Sakit, tetapi ia menolaknya dan
lebih memilih pengobatan tradisional. Ia Meninggal pada saat memakan empedu
ayam untuk menggobati penyakitnya. Dan untuk akhirnya meninggal pada hari Senin,
16 Februari 1970 di Rumah Jl. Perdjuangan No. 11 Medan. Sumatera Utara. Jenazah
Munir Djamin pun di Semayamkan di JL. Halat.Sebelum dinyatakan wafat,
pemeriksaan rutin terhadap Letnan Satu Munir
Djamin sempat dilakukan oleh Dokter yang merupakan anggota tim dokter BAT.III
Sekt.I B. TAP. Selatan. Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang
ditandatangani oleh Perwira Adjudan Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Major K. Larigan NRP. 191181 dan di periksa oleh Dokter medis Letkol Soekardi NRP 10155 tersebut menyatakan hal sebagai berikut.
- Pada hari Sabtu tanggal 14 Februari 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Letnan Satu Munir Djamin semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
- Tanggal 16 jam 08.15 pagi, Munir Djamin Memakan Empedu Ayam untuk mengobati penyakitnya kemudian pada jam 11.10 Wib. Letnan Satu Munir Djamin meninggal dunia.
- Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Munir Djamin hingga saat meninggalnya.
Dokumen-Dokumen Letnan Munir Djamin
DATA MUNIR DJAMIN
FOTO-FOTO PENINGGALAN SEJARAH MEDAN AREA
FOTO KELUARGA
worldwiklieas
Semoga bermanfaat dan dapat di anugerahkan
pahlawan amin...
jangan lupa di share ya??
worldwiklieas
Semoga bermanfaat dan dapat di anugerahkan
pahlawan amin...
jangan lupa di share ya??
worldwiklieas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar