Sabtu, 23 Desember 2017

Sungai Eufrat

Gunung-Gunung Emas (Gold) 
Atau Emas Hitam/Minyak Bumi (Black Gold)
Di Sungai Eufrat



Badan antariksa Amerika Serikat pada 2013 mengungkap bahwa air di wilayah Timur Tengah mengalami pengurangan atau mengering. Berkurangnya air ini dipelajari mulai Januari 2003 hingga Desember 2009 dengan memanfaatkan satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE).

Dilansir Nasa.gov, Kamis (5/1/2017), ilmuwan di University of California, NASA Goddard Space Flight Center, National Center for Atmospheric Research, menemukan selama periode tujuh tahun yang dimulai 2003 bahwa bagian dari Turki, Suriah, Irak, dan Iran sepanjang sungai Tigris dan Eufrat mengalami kehilangan 144 kilometer kubik dari jumlah air tawar yang tersimpan. "Data GRACE menunjukan tingkat yang mengkhawatirkan dari penurunan total penyimpanan air di lembah sungai Tigris dan Eufrat," kata Jay Famiglietti, peneliti utama di UC Irvine.

Diambil dari berbagai sumber, alasan mengeringnya sungai eufrat ialah akibat bendungan Ataturk. Bendungan ini dibangun untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan penyedia irigasi bagi lahan pertanian.
Sekira 90 persen dari debit tahunan Sungai Eufrat berasal dari Turki, sementara sisanya berasal dari Suriah serta Irak. Pada pertengahan Januari 1990, fase pertama pembangunan bendungan selesai, Turki menahan seluruh aliran Sungai Eufrat selama sebulan untuk memulai pengisian"Data GRACE menunjukan tingkat yang mengkhawatirkan dari penurunan total penyimpanan air di lembah sungai Tigris dan Eufrat," kata Jay Famiglietti, peneliti utama di UC Irvine.


Diambil dari berbagai sumber, alasan mengeringnya sungai eufrat ialah akibat bendungan Ataturk. Bendungan ini dibangun untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan penyedia irigasi bagi lahan pertanian.

Sekira 90 persen dari debit tahunan Sungai Eufrat berasal dari Turki, sementara sisanya berasal dari Suriah serta Irak. Pada pertengahan Januari 1990, fase pertama pembangunan bendungan selesai, Turki menahan seluruh aliran Sungai Eufrat selama sebulan untuk memulai pengisian waduk. Bendungan Ataturk memotong aliran dari sungai Eufrat sekira sepertiganya

Sungai Eufrat di Irak 


“Ketika emas muncul di Sungai Efrat, dari seratus orang, hanya satu yang akan bertahan hidup,” Pendapat seorang wanita Kurdi dari Kirkuk, di Irak Tanya Goudsouzian dalam perjalanannya ke Sulaimaniyah, ibu kota Provinsi Sulaimaniyah di wilayah Kurdistan, Irak. Tanya Goudsouzian adalah seorang jurnalis profesional wanita yang berpengalaman di negara-negara konflik. “Ini pepatah lama, itu ada di buku-buku kami,” katanya kepada Goudsouzian. “Seratus orang, dan hanya satu yang akan bertahan. Bukankah ini terjadi di sekitar kita saat ini? Orang-orang datang ke negara saya dan berjuang lalu mati. Untuk apa? Apakah ada yang tahu?”


tentang emas di Efrat telah menjadi kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi sejak invasi 2003 pimpinan Amerika Serikat ke Irak. Emas muncul untuk wilayah Kurdi dan berlangsung satu dekade – dekade kemakmuran, rekonstruksi dan harapan – sebelum munculnya Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL/ISIS).
Dua tahun setelah deklarasi ISIS yang menyebut dirinya sebagai khilafah, pertempuran hebat berlangsung di Mosul, kota terbesar di Irak, antara milisi ISIS dan pasukan Irak bersama koalisinya sejak 17 Oktober lalu.
Pertempuran untuk merebut kembali kota Mosul dari ISIS telah menimbulkan berbagai reaksi di wilayah Kurdistan, Irak Utara, yaitu reaksi sentimen, putus asa, apatis dan sinisme.
“Mereka menjanjikan kita kemerdekaan setelah rezim Saddam Hussein jatuh,” kata wanita Kirkuk itu. “Tapi sekarang setiap kali presiden kita (Massoud Barzani) muncul di TV untuk berbicara tentang kemerdekaan, kita semua tertawa. Kita tahu dia mencoba untuk mengalihkan perhatian kita dari beberapa krisis atau skandal korupsi.”


Wilayah Kurdi saat ini diibaratkan seperti sebuah kota hantu. Di sektor publik terjadi krisis upah yang dimulai pada akhir 2014, dan kini korban telah berjatuhan.
Presiden Barzani seharusnya meletakkan jabatannya pada Agustus 2015.
Seorang politisi mengatakan kepada Goudsouzian bahwa perang ini bukan tentang meraih tanah atau tentang kemerdekaan, tetapi tentang mempertahankan apa yang mereka miliki.
Sengketa bernanah antara Pemerintah Baghdad dan Erbil lebih kepada masalah penjualan minyak ilegal. Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) belum menerima 16 persen haknya dari anggaran Irak selama berbulan-bulan.



Seorang warga Sulaimania mengatakan, orang-orang etnis Arab yang mengungsi di wilayah otonomi Kurdi itu memilih pergi ke pasar untuk tetap menjaga bisnis mereka. Mereka pun masih menerima dana pensiun dan gaji dari pemerintah Baghdad. Sementara di sini, orang-orang Kurdi tidak mendapatkan apa-apa.

Latar Belakang Invasi AS ke Irak tahun 2003

Konflik senjata antara AS (Amerika Serikat) dengan Irak pada tahun 2003, Menguasai Industri Minyak Dunia dan Menghancurkan OPEC.


Agresi militer AS ke Irak sangat erat kaitannya dengan kepentingan minyak bagi AS. Irak merupakan negara yang mempunyai cadangan minyak sebesar 112 miliar barel atau 11% dari total cadangan minyak dunia. Para perancang kebijakan pemerintahan AS berpendapat bahwa menguasai minyak Irak sangat penting guna mengantisipasi menurunnya keberadaan minyak dunia sebanyak lima juta barel per hari pada dekade mendatang. Lebih daripada itu, Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa kebutuhan dunia terhadap minyak akan meningkat sebesar 1,6% pada tahun 2030. Dengan kata lain, kebutuhan minyak dunia yang sekarang berjumlah antara 75-76 juta barel perhari akan meningkat menjadi 120 juta barel perhari pada tahun itu.


Penafsiran
Gunung-gunung emas Sungai Eufrat, Furat atau Efrat yang mengalir di tiga negara besar Turki, Irak dan Suriah. Sungai ini bermata air di Anatolia, Turki, dan bermuara di Teluk Persia. Sungai ini panjangnya kurang lebih 2,781 kilometer atau 1,730 mil. sungai yang mengalir di tiga negara besar, Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya nanti akan menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas atau emas hitam (minyak bumi).


Berbagai polemik soal ketersediaan air dari sungai tersebut selalu mencuat di antara tiga negara yang dilaluinya. Pembangunan DAM selalu menjadi permasalahan bagi negara-negara tersebut. Pembuatan DAM di Turki berpengaruh pada debet air yang mengalir di Suriah.

Bendungan raksasa keban yang di bangun di sekitar sungai eufrat setinggi 210 meter memotong alirannya. dengan kata lain menghentikannya Pembuatan DAM di Suriah akan mempengaruhi air yang sampai di Irak. Meskipun belum sampai pada tahap peperangan, tetapi perdebatan soal air ini masih saja terjadi.

Di samping itu, beberapa spekulasi dari ilmuwan dan para ulama pun punya beragam penafsiran. Ada yang menafsirkan, gunung emas tersebut hanyalah kiasan. Misalkan, gunung emas bisa dikiaskan dengan minyak bumi karena keduanya mempunyai nilai manfaat yang sama.



Semoga Bermanfaat
Jangan Lupa Like & Share


Tidak ada komentar: